Denny ganteng? oye,,Denny baikz? aha,,
Denny ramah? uhum,,
Denny perhatian? oke,,
Denny imudz? itu yang paling benar,,
(ga bole protes "(-.-)! )
Headline: INSENTIF 2 KARYAWAN, RP 50 JUTA SEBULAN
Pernah mendengar netpreneur? Bagi yang jarang browsing internet, mungkin istilah ini masih asing. Netpreneur adalah julukan untuk pengusaha yang bergerak di dalam dunia maya alias internet. Meski masih asing istilahnya, siapa sangka dunia yang jarang tersentuh publikasi media ini menyimpan peluang sangat besar. BANYAK orang sukses. Banyak juga yang bergelimang harta. Ada yang bergerak di alam nyata, tak sedikit yang berusaha di dunia maya. Bicara soal pebisnis dunia maya atau netpreneur, Bali tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Sebab, Pulau Bali yang menjadi salah satu ikon Indonesia di dunia internasional, juga menjadi salah satu pusat perkembangan bisnis dunia maya di Indonesia. Maklum, Bali memiliki hubungan langsung ke dunia internasional.
Menurut Riyeke Ustadiyanto, pendiri MarketBoz.net, Bali adalah gudangnya netpreneur di Indonesia. “Saat ini, Anda boleh search kata kunci apa saja seputar Bali, seperti; Bali Villas, Bali Handicraft, Bali Hotels, semua sudah didominasi netpreneur lokal,” ujar Keke –sapaan Riyeke Ustadiyanto kepada wartawan koran ini. Keke tidak asal-asalan berbicara. Ia sudah menggeluti dunia bisnis internet sedari 8 tahun lalu. Di dunia maya ia pemilik www.SEO.com, sebuah situs berbasis marketing internet.
Salah satu netpreneur sukses di Bali adalah Kadek Sudarsana. Managing Director, Natan Hospitality Indonesia, sebuah perusahaan jasa rental vila di dunia maya, ini sudah berpenghasilan puluhan juta setiap bulannya. Tepatnya, ia sendiri tidak bersedia membeberkan. Padahal baru tiga tahun ia menekuni bisnis rental vila lewat dunia maya.
“Tidak etis nanti kalau buka-bukaan. Yang pasti sudah ada 20 kali dibanding gaji saya dulu,” tandas Ketua Bali Villas Rental Asosiation ini sembari tertawa saat ditemui di Sidakarya, Jumat (6/9) lalu.
Sudarsana sekarang sudah full time terjun di bisnis ini. Tidak ada yang menyangka kalau akhirnya ia kesengsem dunia maya. Padahal enam tahun lalu ia seorang General Manajer (GM) Bali Melita Villas di Sanur. Saat itu pendapatannya per bulan sebesar Rp 6 juta belum ditambah tunjangan-tunjangan lain.
“Saya pertama kali tahu dunia ini saat mengikuti pelatihan dari Keke, tapi waktu itu belum langsung mengundurkan diri sebagai GM,” ujarnya mengenang.
Keputusannya mengundurkan diri ia ambil setelah pada tahun 2005. Lantaran pendapatannya kala itu sudah 2 kali lipat dari gajinya. “Waktu itu enam bulan sebelum saya memutuskan mundur,” ujarnya tertawa.
Sekarang pendapatanya sebagai seorang netpreneur menurutnya sudah mengalahkan gaji teman-temannya yang menjabat sebagai GM. Bahkan untuk insentif dua orang karyawannya per bulan ia berani membayar Rp 50 juta. “Karena pegawailah yang menjadi bosnya, bukan saya,” tandasnya berseloroh. (feri kristianto)
Bali Pusat Netpreneur Indonesia
PERKEMBANGAN netpreneur di Bali benar-benar pesat. Menurut Kadek Sudarsana, managing Director, Natan Hospitality Indonesia, Bali bahkan bisa dikatakan sebagai pusat netpreneur di Indonesia.
“Karena Bali itu hubungannya langsung dengan dunia internasional. Sedangkan kota lain tidak,” bebernya menjelaskan. Salah satu buktinya, tambah dia, yakni keberadaan hosting-hosting seperti Bali Villas Sudarsana hanya satu contoh kecil yang sukses di Bali berbisnis di dunioa maya. Masih banyak netpreneur Bali yang sukses mendulang keuntungan dari dunia maya. Sebut saja misalnya Adi, mantan konsultan di Bank Indonesia. Sekarang ia terjun jualan rental villa tapi di Thailand, cukup lewat dunia maya.
Selain itu masih ada lagi Nyoman Suasa, pemilik Bali Holiday Villas, yang sukses bisnis rent car mobil lewat dunia maya. “Mereka ini calon miliader internet,” tandas pria yang sudah tidak terhitung diundang keliling memberikan ceramah mengenai internet marketing di kota-kota di seluruh Indonesia ini.
Pasalnya pendapatan kotor per bulannya saja bisa mencapai miliaran. Namun cerita indah di atas tidak selama berjalan. Sudarsana menuturkan, ada pula beberapa temannya yang gagal saat terjun di bisnis internet. Padahal mereka itu mantan pemegang kebijakan tertinggi di vila dan hotel.
Usut-punya usut kegagalan tersebut disebabkan dua hal. Pertama yakni manajemen dan kedua masalah product knowlegde. “Saya baru bisa mendapat hasil itu di enam bulan awal, sebelumnya kami harus bekerja keras menyakinkan vila dan pembeli,” tuturnya. Sedangkan yang gagal, sering sekali hanya bekerja sendiri. Mulai menawarkan product hingga membalas email. “Kalau sudah seperti itu, kapan perusahaan bisa maju? Karena kita sibuk bekerja tapi lupa berpikir,” katanya. (fer)
Cukup dengan Modal Rp 5 Juta
CARA kerja netpreneur di Bali untuk mendulang dolar gampang-gampang susah. Pasalnya harus mampu memberikan pemahaman kepada pembeli yang mayoritas warga asing. Untuk di Bali, yang paling laris adalah menjual vila. Tapi sejatinya ada pula yang menjual handicraft maupun hotel.
“Tergantung permintaan pasar,” beber Sudarsana.
Sudarsana lantas mencontohkan, untuk menjual vila kepada dunia. Para netpreneur pertama-tama bermodal laptop dan internet. “Modalnya cuma Rp 5 juta, itu harga laptop sama domain, sekarang laptopnya masih ada,” terangnya.
Kemudian harus mendirikan perusahaan di dunia maya. Perusahaan inilah yang menjual vila-vila kepada peminat. Namun sebelum menjual, mereka juga dituntut menyakinkan manajemen vila. Sekarang ini sudah ada 12 perusahaan rental yang online menjual. Mereka ini tergabung dalam Bali Villa Rental Asosiation yang diketuai oleh Kadek Sudarsana.
Setelah berjalan sekian tahun, sekarang jumlah vila yang ditawarkan sebanyak 200-an. Vila-vila ini tidak sembarangan, selain anggota Bali Villas Asosiation, manajemen vila harus berkualitas. Selain itu, pihaknya juga menawarkan dalam beragam bahasa. Mulai dari Inggris hingga Rusia dan Taiwan.
“Dulu waktu pertama kali sulit menyakinkan, sekarang sebaliknya vila yang mau dijual harus membayar administrasi dulu. Selain itu ada saja sedikit keluhan dari konsumen, kami tidak akan segan mencoret dari daftar” tandas ayah tiga orang putra-putri ini.
Lantas dari mana keuntungan yang didapat? Menurut Sudarsana, dari selisih harga pokok vila dan harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Sekadar catatan saja, dalam sehari di perusahaannya selalu saja ada penawaran yang masuk. “Kalau di tempat sehari bisa 30 email masuk, tapi di tempat lain saya tidak tahu,” ujarnya menerangkan proses penawaran di Natan Hospitality Indonesia. (fer)
Prosedur Menjadi Netpreneur
1. Membeli laptop (harga Rp 5 jutaan)
2. Membuka Domain
3. Membuka perusahaan dunia maya
4. Meyakinkan manajemen barang yang dijual
Dikutip dari Radar Bali edisi Minggu 7 September 2008
Salah satu netpreneur sukses di Bali adalah Kadek Sudarsana. Managing Director, Natan Hospitality Indonesia, sebuah perusahaan jasa rental vila di dunia maya, ini sudah berpenghasilan puluhan juta setiap bulannya. Tepatnya, ia sendiri tidak bersedia membeberkan. Padahal baru tiga tahun ia menekuni bisnis rental vila lewat dunia maya.
“Tidak etis nanti kalau buka-bukaan. Yang pasti sudah ada 20 kali dibanding gaji saya dulu,” tandas Ketua Bali Villas Rental Asosiation ini sembari tertawa saat ditemui di Sidakarya, Jumat (6/9) lalu.
Sudarsana sekarang sudah full time terjun di bisnis ini. Tidak ada yang menyangka kalau akhirnya ia kesengsem dunia maya. Padahal enam tahun lalu ia seorang General Manajer (GM) Bali Melita Villas di Sanur. Saat itu pendapatannya per bulan sebesar Rp 6 juta belum ditambah tunjangan-tunjangan lain.
“Saya pertama kali tahu dunia ini saat mengikuti pelatihan dari Keke, tapi waktu itu belum langsung mengundurkan diri sebagai GM,” ujarnya mengenang.
Keputusannya mengundurkan diri ia ambil setelah pada tahun 2005. Lantaran pendapatannya kala itu sudah 2 kali lipat dari gajinya. “Waktu itu enam bulan sebelum saya memutuskan mundur,” ujarnya tertawa.
Sekarang pendapatanya sebagai seorang netpreneur menurutnya sudah mengalahkan gaji teman-temannya yang menjabat sebagai GM. Bahkan untuk insentif dua orang karyawannya per bulan ia berani membayar Rp 50 juta. “Karena pegawailah yang menjadi bosnya, bukan saya,” tandasnya berseloroh. (feri kristianto)
Bali Pusat Netpreneur Indonesia
PERKEMBANGAN netpreneur di Bali benar-benar pesat. Menurut Kadek Sudarsana, managing Director, Natan Hospitality Indonesia, Bali bahkan bisa dikatakan sebagai pusat netpreneur di Indonesia.
“Karena Bali itu hubungannya langsung dengan dunia internasional. Sedangkan kota lain tidak,” bebernya menjelaskan. Salah satu buktinya, tambah dia, yakni keberadaan hosting-hosting seperti Bali Villas Sudarsana hanya satu contoh kecil yang sukses di Bali berbisnis di dunioa maya. Masih banyak netpreneur Bali yang sukses mendulang keuntungan dari dunia maya. Sebut saja misalnya Adi, mantan konsultan di Bank Indonesia. Sekarang ia terjun jualan rental villa tapi di Thailand, cukup lewat dunia maya.
Selain itu masih ada lagi Nyoman Suasa, pemilik Bali Holiday Villas, yang sukses bisnis rent car mobil lewat dunia maya. “Mereka ini calon miliader internet,” tandas pria yang sudah tidak terhitung diundang keliling memberikan ceramah mengenai internet marketing di kota-kota di seluruh Indonesia ini.
Pasalnya pendapatan kotor per bulannya saja bisa mencapai miliaran. Namun cerita indah di atas tidak selama berjalan. Sudarsana menuturkan, ada pula beberapa temannya yang gagal saat terjun di bisnis internet. Padahal mereka itu mantan pemegang kebijakan tertinggi di vila dan hotel.
Usut-punya usut kegagalan tersebut disebabkan dua hal. Pertama yakni manajemen dan kedua masalah product knowlegde. “Saya baru bisa mendapat hasil itu di enam bulan awal, sebelumnya kami harus bekerja keras menyakinkan vila dan pembeli,” tuturnya. Sedangkan yang gagal, sering sekali hanya bekerja sendiri. Mulai menawarkan product hingga membalas email. “Kalau sudah seperti itu, kapan perusahaan bisa maju? Karena kita sibuk bekerja tapi lupa berpikir,” katanya. (fer)
Cukup dengan Modal Rp 5 Juta
CARA kerja netpreneur di Bali untuk mendulang dolar gampang-gampang susah. Pasalnya harus mampu memberikan pemahaman kepada pembeli yang mayoritas warga asing. Untuk di Bali, yang paling laris adalah menjual vila. Tapi sejatinya ada pula yang menjual handicraft maupun hotel.
“Tergantung permintaan pasar,” beber Sudarsana.
Sudarsana lantas mencontohkan, untuk menjual vila kepada dunia. Para netpreneur pertama-tama bermodal laptop dan internet. “Modalnya cuma Rp 5 juta, itu harga laptop sama domain, sekarang laptopnya masih ada,” terangnya.
Kemudian harus mendirikan perusahaan di dunia maya. Perusahaan inilah yang menjual vila-vila kepada peminat. Namun sebelum menjual, mereka juga dituntut menyakinkan manajemen vila. Sekarang ini sudah ada 12 perusahaan rental yang online menjual. Mereka ini tergabung dalam Bali Villa Rental Asosiation yang diketuai oleh Kadek Sudarsana.
Setelah berjalan sekian tahun, sekarang jumlah vila yang ditawarkan sebanyak 200-an. Vila-vila ini tidak sembarangan, selain anggota Bali Villas Asosiation, manajemen vila harus berkualitas. Selain itu, pihaknya juga menawarkan dalam beragam bahasa. Mulai dari Inggris hingga Rusia dan Taiwan.
“Dulu waktu pertama kali sulit menyakinkan, sekarang sebaliknya vila yang mau dijual harus membayar administrasi dulu. Selain itu ada saja sedikit keluhan dari konsumen, kami tidak akan segan mencoret dari daftar” tandas ayah tiga orang putra-putri ini.
Lantas dari mana keuntungan yang didapat? Menurut Sudarsana, dari selisih harga pokok vila dan harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Sekadar catatan saja, dalam sehari di perusahaannya selalu saja ada penawaran yang masuk. “Kalau di tempat sehari bisa 30 email masuk, tapi di tempat lain saya tidak tahu,” ujarnya menerangkan proses penawaran di Natan Hospitality Indonesia. (fer)
Prosedur Menjadi Netpreneur
1. Membeli laptop (harga Rp 5 jutaan)
2. Membuka Domain
3. Membuka perusahaan dunia maya
4. Meyakinkan manajemen barang yang dijual
Dikutip dari Radar Bali edisi Minggu 7 September 2008
Photo Gallery ('bout NetPreneur):
NetPreneur's Project
Rich Through Google,, weeew,,,,,
Struggling Enterpreneur, Pengusaha Yang Berusaha???
Video Gallery ('bout NetPreneur):
Photo Gallery ('bout me):
Memoar of Tour dE Bali
Memory When I Was Still a Civil Engineering Student '07
Memory With Santy, Indonesian Idol Contestant '07,, B'juang B'dua,, hoho (^o^)
NB: Wat Smua na ajah,, add epes aq ya,, di: de2y_cute@yahoo.com,, dun't purget,,
Denny luthuw, imud, ahiak,,,
BalasHapus